Sosok Ulfiah Syukri Wisudawan Universitas Muhammadiyah Makassar Peraih IPK 4

Sosok Ulfiah Syukri Wisudawan Universitas Muhammadiyah Makassar Peraih IPK 4

Ulfiah Syukri didaulat sebagai wisudawan paling baik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar th. 2023. Prestasi itu diumumkan waktu rapat senat terbuka Unismuh didalam rangka wisuda ke-79 di Gedung Balai Sidang Muktamar, Kampus Unismuh Makassar, Rabu (21/6/2023). Ulfiah Syukri adalah lulusan Prodi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bersama torehan IPK 4.00. Wisudawan yang akrab disapa Ulfiah ini lahir di Mangempang, Kabupaten Barru pada 17 Januari 2002. Dia merupakan anak berasal dari pasangan Syukri Wahid dan Sumiati.

Ayahnya merupakan pensiunan PNS Guru SMP, waktu sang ibunya cuma seorang ibu rumah tangga. “Saat ini bapak saya bekerja petani dan ibu saya selain repot mengurus rumah tangga. Kadang juga turun ke sawah bantu bapak saya,” kata Ulfiah Syukri kepada Tribun-Timur, Rabu (21/6/2023).

Ulfiah mengawali menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 12 Mangempang. Lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Barru, dan menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 6 Barru. Usai menyelesaikan pendidikannya, Ulfiah pilih melanjutkan pendidikan tinggi di Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar. Di depan ribuan wisudawan, Ulfiah perlihatkan bahwa universitas Muhammadiyah itu bukan cuma menciptakan individu yang cerdas, tapi juga bisa membangun lingkungan yang positif bersama menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.

“Saya benar-benar senang kuliah di universitas Unismuh. Selama saya menuntut ilmu di bangku perkuliahan, dosen-dosen selalu mendorong dan juga beri tambahan stimulus untuk belajar dan pengembangan diri,” kata Ulfiah. Lebih lanjut, sepanjang masa kuliahnya, Ulfiah sudah mengikuti bermacam kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional.

Salah satu pencapaiannya yang mengesankan adalah waktu jadi delegasi pertukaran pelajar di Asia University, Taiwan, yang dibina oleh LPBKUI Unismuh Makassar. Selain aktif sebagai mahasiswa, Ulfiah juga jadi anggota Forum Pemuda Pelopor Indonesia Provinsi Sulsel. Ia juga menjabat sebagai Chief Creative Officer di organisasi yang kini sudah bertransformasi jadi startup bernama ‘Belajar Bersama’.

Selama masa studinya, Ulfiah sudah jalankan bermacam kegiatan yang luar biasa, juga mengadakan program bimbingan belajar untuk SKD CASN, English Talk, dan juga menerbitkan dua buku.

Salah satu bukunya merupakan hasil kerja sama pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar dan UM Malang. Ulfiah sudah perlihatkan berkat komitmennya didalam mengelola waktu, yang terbagi pada kegiatan organisasi dan perkuliahan.

Selain repot di dunia akademik, Ulfiah juga aktif berorganisasi dan juga membangun usaha sebagai Chief Creative Officer di PT Belajar Bersama Nusantara. Menurutnya, pilihan jurusan yang sudah diambil tidaklah salah. Di didalam lingkungan pendidikannya, Ulfiah jadi meraih pemberian dan apresiasi yang besar untuk menyalurkan bakat dan kemampuannya.

Sebagai wisudawan terbaik, Ulfiah berharap bisa konsisten mengembangkan dirinya sendiri dan membimbing mahasiswa lainnya didalam mengikuti kegiatan nasional maupun internasional. Untuk diketahui, Wisuda ke-79 Unismuh sudah melahirkan 1.247 alumni baru. Rinciannya, Diploma 9 orang, Sarjana sebanyak 1.112 orang, profesi dokter 27, Magister 98, dan lulusan Doktor 3 orang.

Wisuda ini dipimpin Rektor Unismuh Prof Ambo Asse. Turut ada Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sultanbatara, Dr Andi Lukman, para Wakil Rektor, Dekan, Kaprodi, hingga Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah dan Aisyiyah Sulsel. Rektor Unismuh Prof Ambo Asse mengapreasiasi dan jadi bangga atas wisudawan yang sudah berhasil menyelesaikan studinya di Unismuh.

Kunci Menuju Indonesia Emas Menurut Hadi Tjahjanto Melalui Pidato Di Universitas Andalas

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto menjelaskan terdapat tiga kunci utama yang wajib ditunaikan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas pada th. 2045.

“Pertama, stabilitas bangsa wajib terjaga. Polisi, TNI, dan Jaksa wajib saling bersinergi,” kata Hadi Tjahjanto waktu beri tambahan kuliah umum mengusung tema “Pengelolaan pertanahan dan tata ruang yang partisipatif menuju Indonesia Emas 2045” di Universitas Andalas (Unand), Sumatra Barat, Rabu (21/6/2023). Menteri Hadi menilai waktu ini TNI, Polri dan Jaksa sudah serasi didalam memelihara stabilitas keamanan. Hal selanjutnya paling tidak bisa dilihat berasal dari sinergitas pada Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) waktu pandemi COVID-19.

“Contohnya Babinsa dan Bhabinkamtibmas di area yang miliki banyak peran nyata waktu COVID-19, mereka saling bahu-membahu menunjang masyarakat,” ujar dia. Langkah kedua yang wajib ditunaikan yaitu berkenaan keberlanjutan dan kesinambungan kepemimpinan. Hal ini dibutuhkan untuk pemerataan ekonomi. Apalagi, lebih kurang 65 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa.

Terakhir, lanjut Menteri Hadi, pemerintah wajib meningkatkan dan menguatkan mutu sumber kekuatan manusia. Menjelang th. 2030 yang diprediksi puncak bonus demografi, pemerintah wajib mempersiapkan mutu manusia. “Kita wajib benar-benar siapkan sumber kekuatan manusia yang menguasai ilmu ilmu dan teknologi,” kata dia.

Mantan Panglima TNI selanjutnya mencontohkan Korea Selatan merupakan keliru satu negara yang tergolong berhasil nampak berasal dari kategori middle income trap atau jebakan penghasilan kelas menengah.

Ia berharap Indonesia juga bisa menyontoh langkah Korea Selatan yang berhasil nampak berasal dari middle income trap dan bergerak menuju negara maju, bukan ulang negara berkembang.

Dalam kuliah umumnya, Hadi juga memaparkan lebih dari satu tantangan untuk mewujudkan Indonesia Emas di antaranya tetap berbelit-belit perizinan bagi para investor. Kemudian, terdapatnya tumpang-tindih regulasi hingga tingginya sengketa pertanahan.

Menurutn https://www.bppp-tegal.com/, upaya mewujudkan Indonesia Emas wajib jadi perhatian sungguh-sungguh seluruh pihak. Sebab, di satu sisi situasi selanjutnya dapat mempunyai keuntungan tapi di sisi lain juga bisa jadi petaka misalnya gagal dikelola bersama baik. “Ini bisa jadi kesempatan dan bisa jadi bencana, tergantung langkah kami mengelola-nya,” kata dia mengingatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *